Selasa, 11 Juni 2013

Munggah gunung Merbabu-Merapi yang tergantikan...

" Bu, sudah baca smsku gak?" sapa temanku saat di tangga kantor.
"belum. mang ada apa bu?" jawabku..
" mau ke Merbabu-Merapi ta?" tawarnya.
Tanpa pikir panjang, aku langsung mengiyakan dan gejolak kesenangan terlihat dari reaksiku.
akhirnya, ada tawaran ke Merapi lagi.
sebelumnya aku dan teman itu juga ingin ke merapi karena sesuatu hal kami, yang akhwatnya saja sih, gak jadi...

Akupun mempersiapkan segala keperluan. dari baju,sleeping bag, kompor, pokoknya ku masukan ke dalam tas carrylku.

Saat aku bersilaturahmi ke rumah teman-teman yang sudah lama tak bersua, akupun menceritakan rencanaku untuk naik gunug itu, tapi reaksi mereka adalah: " sist, dirimu tuh bukan gak usahlah melarikan diri seperti itu. aku tau hobbymu yang baru ini adalah bentuk pelarianmu."
WHAT.......... aku kesal, marah kenapa mereka berpikir begitu, apa karena aku masih jomblo jadi ini disebut pelarian? salah memang status jomblo?
jujur dalam hati sedikitpun tidak terpikir kalau ini adalah bentuk suatu pelarian, karene ada kepuasan tersendiri.

Satu hal yang aku lupa tanyakan, siaa saja yang ikut...
Sampai satu hari sebelum keberangkatan, akupun menghubungi temanku itu, kita mendiskusikan makanan yang akan kita bawa, berhubung kita perempuan kitapun kebagian seksi konsumsi. Saat sedang membicarakan menu, akupun menanyakan orang-orang yang ikut...
teng teng teng...
Ternyata...
yang ikut ada 7 orang, 5 laki-laki dan 2 perempuan (aku dan temanku itu)
yang bikin aku berpikir banyak adalah sesuatu yang dapat menimbulkan fitnah, kami semua adalah para LAJANG... dan kami kesananya dengan 1 mobil. berarti di dalam satu mobil itu hanya aku dan temanku dengan 5 laki-laki LAJANG... mungkin lain ceritanya kalau pakai kendaraan umum, dan ada beberapa orang yang sudah menikah, aku tidak akan meragukan untuk ikut.
mungkin aku bukan orang yang sangat solehah, tapi aku selalu berusaha untuk mengikuti ajaran islam dengan baik. Akupun bimbang, antara peserta dan keinginan akan ke Merapi.
Saat aku di perpustakaan, ada seorang teman yang sudah ku anggap sebagai guru, menegurku.
"bu, kenapa bengong?"
Akupun menceritakan kebimbangan hati, ternyata reaksi dari temanku itu sangat meyakinkan keragu-raguanku.
" Gak usah ikut, itu gak syar'i,bu dari pada menimbulkan fitnah, aku bukan menyarankan untuk tidak ikut tapi aku melarang untuk kamu tidak ikut, dan tolong bilangin juga dengan temanmu itu."
diapun menjelaskan kenapa aku dilarang ikut. dan akhirnya dengan berberat hati akupun menghubungi temanku untuk membatalkannya.
Temankupun gak masalah, diapun tidak jadi ikut karena gak ada teman cewe lagi.
Dalam kesedihan hati, aku berpikir, yah gak jadi lagi.
tiba-tiba ada seorang teman lagi menawarkan ya udah surpan aja alias susur pantai. sono daftar ke ustadz. dirimu belum kan?

tanpa pikir panjang akupun mendaftar...
dan subhanallah akhirnya aku ikut SURPAN...
ada pengalaman tersendiri dibandingkan munggah gunung...

Akhirnya munggah gunung Merbabu-Merapi yang tidak jadi itu tergantikan dengan SURPAN...